Nama : Siti Kodariah
NPM: 180210090015
HUBUNGAN SASTRA DENGAN TARI TEATER KARAWITAN
Sastra, tari dan teater merupakan cabang dari seni.
1. Hubungan Sastra dengan Teater
Diketahui bahwa teater tradisional menjumpai publiknya berdasarkan cerita yang berkembang di tengah masyarakat (sastra lisan), kemudian dimainkan dalam tingkat apresiasi spontanitas dan improvisasi yang sangat tinggi.
Sedangkan teater modern memiliki kerangka situasi berupa naskah darma yang menempatkan kerja artistik yang tidak hanya improvisasi.
Karya sastra yang dibuat menjadi sajian teater diibaratkan menonton tokoh dalan karya sastra dalam ruang yang berbeda. Ruang itu tidak hanya sebatas ruang pertunjukkan tempat di mana naskah lakon diusung, namun mencakup ruang-ruang lain, seperti wilayah kreator pembuat teater sastra tersebut menampilkan atau menyosialkan karyanya.
Pentingnya naskah lakon di Indonesia kurang disadarai. Naskah seolah-olah hanya bagian dari sastra, sementara di dunia sastra sendiri lebih identik dengan teater. Akibatnya sedikit sekali sastrawan yan menggeluti kegiatan penulisan naskah, mungkin karena menganggap naskah lakon lebih merupakan wilayah teater. Sebaliknya, tidak banyak pula teaterawan yang menulis naskah sendiri, karena anggapan bahwa penulisan, termasuk naskah drama, lebih merupakan wilayah sastra.

![]() |



![]() |
2. Hubungan Sastra dengan Tari
Tari merupakan hal yang sangat dekat dengan teater, dimana dalam teater ada olah tubuh. Dalam teater tersebut pasti menggunakan naskah yang termasuk ke dalam sastra. Dalam pergerakan tari tersebut pasti menggunakan bahasa tubuh yang mewakili bahasa sastra.
Perkembangan tari tradisional biasanya secara turun-temurun dan menggunakan tradisi lisan atau yang disebut sastra lisan dari nenek moyang terhadap anak cucunya. Dalam tari modern atau tarian kontemporer dibawakan tarian yang mengikuti alur atau cerita sehingga tarian tersebut menerjemahkan cerita yang ada, karena itu dalam seni tari mengandung banyak unsur sastra. Jadi dalam seni tari, sastra dapat dijadikan acuan atau sumber untuk membuat sebuah garapan tarian.
Contohnya :
Novel Ruhak Padjadjaran karya Wahyu Wibisana dibuat gending karesmen yang memiliki banyak unsur gerak dan tari.
3. Hubungan Sastra dengan Karawitan
Karawitan adalah musik daerah yang berkembang secara turun temurun yang sesuai dengan zamannya. Kata turun temurun tersebut sudah menunjukkan bahwa karawita berkembang secara sastra lisan dari nenek moyang atau orangtua zaman dahulu kepada anak cucunya.
Sekar adalah salah satu jenis karawitan yang mengutamakan atau menggunakan vokal manusia saja. Objek dari sekar adalah wawacan dan pantun, wawacan dan pantun itu adalah merupakan sastra atau naskah tertullis